SDLC
(System Development Life Cycle)
PENGERTIAN
SDLC
•
Systems
Development Life Cycle, atau SDLC (Daur hidup pengembangan sistem) adalah
proses yang digunakan oleh analis sistem untuk menggembangkan sistem informasi,
mulai dari Perencanaan, penentuan kebutuhan, perancangan, validasi, sampai
pelatihan dan penyerahan kepada konsumen.
•
SDLC merupakan
alur kerja baku yang biasa dipakai oleh perusahaan-perusahaan vendor software
dalam mengembangkan software aplikasi produksinya.
•
SDLC ini tidak
hanya penting untuk proses produksi software saja, namun terlebih juga sangat
penting untuk proses maintenance software itu sendiri,
•
Tanpa
pengarsipan data-data development suatu software, maka akan sangat menyulitkan
perusahaan dalam maintenance software tersebut dikemudian hari.
1.
Pengembangan Sistem Informasi (SI)
Kebutuhan akan suatu barang dan jasa semakin
meningkat. Seiring dengan itu
bermunculan perusahaan sejenis yang siap menjadi pesaing yang dapat menghambat perkembangan suatu perusahaan.
Kecanggihan peralatan telekomunikasi mempercepat perusahaan-perusahaan lokal
memasuki kancah persaingan dengan perusahaan asing. Persaingan yang ketat
akibat pasar bebas memaksa perusahaan di Indonesia untuk memiliki keunggulan
dan fleksibilitas, mutu product atau
jasa yang dihasilkan serta efektifitas pembiayaan.
Fleksibilitas merupakan tuntutan pasar yang
senantiasa menghendaki perusahaan mampu menghasilkan product dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen
yang selalu mengalami perubahan dan perbaikan manfaat. Kemampuan perusahaan
untuk melakukan penyesuaian dengan cepat setiap perubahan kebutuhan konsumen
tersebut menjadi kunci yang menentukan keberhasilan dalam menempatkan diri
setapak lebih maju dari perusahaan pesaing.
2.
Prinsip Pengembangan SI
Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut ini:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk
manajemen.
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang
akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem
harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu
Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi
modal yang besar.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan
membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya
teknologi yang mutakhir.
Sistem yang dikembangkan ini merupakan
investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang
dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2
hal berikut ini:
Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi
Bila alternatif yang ada diabaikan dan sudah
terlanjur menanamkan dana ke suatu proyek investasi tertentu, maka investor
akan kehilangan kesempatan untuk menanamkan dananya ke investasi yang lain.
Ekonom menyebut hal ini dengan istilah biaya kesempatan (opportunity cost).
Misalnya Anda mempunyai dana sebesar Rp X,- dan bila di investasikan ke proyek
A akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp A,-, maka Rp A,- ini yang disebut
dengan opportunity cost. Bila Anda tidak menginvestasikan dana Anda sebesar Rp
X.- tersebut ke proyek A, tetapi ke proyek B, maka proyek B harus memberikan
hasil lebih besar dari opportunity costyang hilang akibat tidak diinvestasikan
ke proyek A. oleh karena itu dari beberapa alternatip investasi yang ada harus
di investigasi untuk menentukan alternatip yang terbaik atau yang paling
menguntungkan.
Investasi yang terbaik harus bernilai.
Belum tentu alternatip terbaik merupakan
investasi yang menguntungkan. Investasi terbaik ini memang menguntungkan dibandingkan
dengan alternatip yang lainnnya, tetapi untuk investasi terbaik ini sendiri
harus juga diukur. Investasi ini baru dikatakan menguntungkan bila bernilai
yang artinya manfaat (benefit) atau hasil baliknya lebih besar dari biaya untuk
memperolehnya (cost). Cost-benefit analysis atau cost-effectiveness analysis
dapat digunakan untuk menentukan apakah proyek investasi tersebut bernilai atau
tidak.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan
orang-orang yang terdidik.
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan
berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya,
penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang
terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan orang
yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap
solusi-solusi yang mungkin dilakukan. Terdidik disini bukan berarti harus
secara formal duduk di perguruan tinggi, tetapi dapat dilakukan secara latihan
kerja (on the job training). Analis sistem harus mempunyai pendidikan terhadap
masalah yang dihadapinya. Tidaklah mungkin seorang analis sistem akan
mengembangkan suatu sistem informasi bisnis tanpa mempunyai pengetahuan
sedikitpun tentang bisnis atau akan mengembangkan sistem informasi akuntansi
tanpa mengetahui pengetahuan sedikitpun tentang akuntansi dan teknologi
komputer. Bagaimana mungkin nantinya analis sistem ini akan berkomunikasi
dengan manajemen dan programmer yang akan membuat programnya. Demikian juga
dengan pemakai sistem harus merupakan orang yang terdidik tentang sistem ini
dan dapat dilakukan dengan memberikan on-the-job training kepada mereka tentang
cara menggunakan sistem yang diterapkan.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan
beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team
untuk mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan
koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil
dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum proses pengembangan sistem
dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan
tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga
proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil sesuai
dengan waktu dan anggaran yang direncanakan. Siklus atau Daur Hidup
Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle atau SDLC) umumnya
menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas kerja yang harus dilakukan.
Beberapa methodology pengembangan sistem juga menyediakan lebih terinci konsep
kerja yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan
prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan
sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan
secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan
sistem, perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum
melakukan perancangan file. Ini tidak berarti bahwa semua output harus
dirancang semuanya terlebih dahulu baru dapat melakukan perancangan file,
tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan
hardware.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk
membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu
proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus
yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau dibatalkan
karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan
untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah terserapnya
dana kedalam proyek ini hanya akan memubang dana yang sia-sia. Ekonom menyebut
dana yang sudah terserap ini dengan istilah sunk cost dansunk cost ini tidak
relevan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, karena biaya ini
sudahtidak dapat ditarik kembali. Jika proyek yang tidak layak masih terus
dilanjutkan lagi, maka dana berikutnya yang terserap akan sia-sia.
7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam
pengembangan sistem.
Tahapan Pengembangan SI (SDLC)
SDLC (System Development Life Cycle) -->
Siklus Hidup Pengembangan Sistem
• Proses yang direkayasa secara logik untuk
mengembangkan sistem dari tahap perencanaan sampai penerapan
• 4(empat) tahap pertama ---> Tahap FRONT
-END
* Digerakkan oleh pemakai
* Untuk menyelidiki konsep sistem baru dan
menentukan dengan tepat apa yang dibutuhkan para pemakai sebelum merancang
sistem secara terinci
* Dokumentasi Laporan yang dibuat ditujukan
untuk para pemakai sistem
• 2 Tahap terakhir ---> Tahap BACK-END
* Digerakkan oleh perancang dan teknokrat
• Proses dari pengembangan sistem yang terutama
:
* Analisis sistem
* Desain sistem
* Implementasi sistem
+ Proses kebijakan
+ Perencanaan sistem dalam tahapan pengembangan
sistem (proses ini merupakan tahapan sebelum dilakukan pengembangan sistem
initiation of system project)
• Desain sistem dalam 2 tahapan :
1. Desain sistem secara umum/ konsep/ makro/
logika/khusus
2. Desain sistem secara rinci/fisik
• Setelah sistem baru dikembangkan dan
diimplementasikan Tahap Pemeliharaan (10 -20 tahun atau lebih)
• Jika sistem ini tidak lagi efisien dan
efektif untuk tetap digunakan, maka tidak dilanjutkan dan sistem baru
dikembangkan
a.Perencanaan
Sistem
Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari
kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk
mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah
diterapkan.
Perencanaan sistem dapat terdiri :
1. Perencanaan jangka pendek meliputi periode 1
s.d. 2 tahun
2. Perencanaan jangka panjang meliputi periode
sampai dengan 5 tahun
Perencanaan sistem biasanya ditanggani oleh
staf perencanaan sistem bila tidak ada dapat juga dilakukan oleh departemen
sistem.
Proses
Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu sbb :
1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang
dilakukan oleh staf perencana sistem
2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan
dikembangkan dan dilakukan oleh komite pengarah.
3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem
dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.
b.
Analisis Sistem
Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang
utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan
sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga
kesalahan di tahap selanjutnya.
c.
Perancangan Sistem Umum
Setelah tahap analisis sistem selesai
dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang
harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan
bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan
sistem .
Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua
bagian yaitu :
1. Perancangan sistem sec.umum/perancangan
konseptual, perancangan logikal/perancangan sec.makro
2. Perancangan sistem terinci / perancangan
sistem secara phisik.
e.
Perancangan Sistem Terinci
PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Terdapat beberapa pendekatan untuk
mengembangkan sistem yaitu :
• Dipandang dari metodologi yang digunakan :
Pendekatan Klasik (Classical Approach)
Pendekatan Terstruktur (Structured Approach)
• Dipandang dari sasaran yang dicapai :
Pendekatan Sepotong (Piecerneal Approach)
Pendekatan Sistem (Systems Approach)
• Dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari
sistem :
Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach)
Pendekatan Atas Turun
• Dipandang dari Cara Mengembangkannya :
Pendekatan Sistem Menyeluruh
Pendekatan Moduler
• Dipandang dari Teknologi yang digunakan :
IMPLEMENTASI
Dalam tahap implementasi
memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk :
•
Melakukan
kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari
sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya.
•
Mengimplementasikan
sistem yang baru.
•
Menjamin bahwa
sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.
implementasi
sistem yang merupakan tahap akhir dalam siklus hidup pengembangan sistem
(SDLC). Hal-hal pokok yang harus disediakan sebelum implementasi adalah:
A. Persiapan Tempat
1. Perencanaan Fisik:
Tata letak (layout) yang disediakan adalah jarak antar komputer yang tidak terlalu dekat disertai kursi sehingga peserta dan pembicara nyaman, jam yang berada dibelakang peserta sehingga tidak mengganggu pikiran peserta serta pintu masuk yang berada dibelakang dan infocus yang berada disebelah pembicara dan papan tulis yang berada di samping belakang pembicara untuk memudahkan pengajaran.
2. Fasilitas:
Fasilitas yang perlu disediakan adalah komputer, meja, kursi, jam, listrik, AC, ventilasi yang cukup, penerangan yang cukup, infocus, rak penyimpanan tas serta sepatu, papan tulis serta perlengkapan furnitur lainnya.
B. Pelatihan Personel
Dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan personel serta memudahkan penerimaan mereka terhadap sistem baru.
A. Persiapan Tempat
1. Perencanaan Fisik:
Tata letak (layout) yang disediakan adalah jarak antar komputer yang tidak terlalu dekat disertai kursi sehingga peserta dan pembicara nyaman, jam yang berada dibelakang peserta sehingga tidak mengganggu pikiran peserta serta pintu masuk yang berada dibelakang dan infocus yang berada disebelah pembicara dan papan tulis yang berada di samping belakang pembicara untuk memudahkan pengajaran.
2. Fasilitas:
Fasilitas yang perlu disediakan adalah komputer, meja, kursi, jam, listrik, AC, ventilasi yang cukup, penerangan yang cukup, infocus, rak penyimpanan tas serta sepatu, papan tulis serta perlengkapan furnitur lainnya.
B. Pelatihan Personel
Dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan personel serta memudahkan penerimaan mereka terhadap sistem baru.
•
Kelompok-kelompok yang diberikan pelatihan antara
lain:
1. Personel Teknis
Merupakan orang-orang yang nantinya akan mengoperasikan serta memelihara sistem, sehingga tidak perlu memanggil orang khusus apabila terjadi kerusakan yang bisa di tangani dalam segi perangkat lunak.
2. Pegawai
Merupakan orang yang nantinya berinteraksi langsung dengan penggunaan perangkat lunak.
3. Manager Umum
Tentunya manager yang membutuhkan data barang yang dikirim.
4. Orang Luar Perusahaan
Merupakan orang-orang yang nantinya akan menanamkan investasi pada perusahaan ini, sehingga mereka tahu bagaimana kemajuan perusahaan yang mereka tanam sahamnya.
1. Personel Teknis
Merupakan orang-orang yang nantinya akan mengoperasikan serta memelihara sistem, sehingga tidak perlu memanggil orang khusus apabila terjadi kerusakan yang bisa di tangani dalam segi perangkat lunak.
2. Pegawai
Merupakan orang yang nantinya berinteraksi langsung dengan penggunaan perangkat lunak.
3. Manager Umum
Tentunya manager yang membutuhkan data barang yang dikirim.
4. Orang Luar Perusahaan
Merupakan orang-orang yang nantinya akan menanamkan investasi pada perusahaan ini, sehingga mereka tahu bagaimana kemajuan perusahaan yang mereka tanam sahamnya.